Sulsel  

Ini Arti Kapal Pinisi dari Daerah Lahirnya, Kabupaten Bulukumba Sulsel

Proses pembuatan kapal Pinisi. Foto Pemkab Bulukumba

Bulukumba, Beritasidrap.com – Kapal Pinisi trending topik setelah situs serach engine Google menjadikan Doodle di halaman pertamanya, Kamsi (7/12/2023).

Kapal Pinisi ditetapkan oleh Unesco pada tanggal 07/12/2017 sebagai warisan budaya dunia tak benda.

Seni Pembuatan Perahu di Sulawesi Selatan (Art of boatbuilding in South Sulawesi) sebelumnya sudah ditetapkan oleh Menteri pada 13 Desember 2013 dengan nomor 238/M/2013 dengan Domain, Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta.

Dikutip dari situs resmi Pemkab Bulukumba, Perahu pinisi merupakan jenis perahu tradisional yang merupakan hasil dari teknologi tradisional masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan.

Perahu atau kapal pinisi mempunyai ciri memiliki dua tiang layar utama dan tujug buah layar; tiga buah layar di ujung depan, dua di tengah, dan d0075a di belakang.

Perahu ini memiliki fungsi utama sebagai pengangkut barang antar pulau.

Terdapat dua teori mengenai asal-usul penamaan pinisi. Teori pertama menyatakan bahwa pinisi berasal dari kata Venecia, sebuah kota pelabuhan di Italia.

Diduga dari kata venecia inilah kemudian berubah menjadi penisi menurut dialek Konjo yang selanjutnya mengalami proses fonemik menjadi pinisi.

Pengambilan nama kota tersebut diperkiran didasari atas kebiasaan orang Bugis Makassar mengabadikan nama tempat terkenal atau mempunyai kesan istimewa kepada benda kesayangannya, termasuk perahu.

Sementara teori kedua berpendapat bahwa nama pinisi berasal dari kata panisi yang memiliki arti sisip.

Mappanisi (menyisip) yaitu menyumbat semua persambungan papan, dinding, dan lantai perahu dengan bahan tertentu agar tidak kemasukan air.

Dugaan tersebut berdasar pada pendapat yang menyatakan bahwa orang Bugis yang pertama menggunakan perahu pinisi.

Lopi dipanisi’ (Bugis) artinya perahu yang disisip. Diduga dari kata pinisi mengalami proses fonemik menjadi pinisi

Untuk bentuk perahu pinisi sendiri diperkirakan merupakan pengembangan dari perahu panjala.

Panjala sendiri merupakan perahu yang dipergunakan nelayan untuk menjala (menangkap ikan), namun nama tersebut kemudian menjadi nama jenis perahu.

Hubungan antara perahu panjala dengan pinisi terlihat dari bentuk lambung perahu pinisi yang memiliki kesamaan dengan perahu panjala.

Pinisi, Seni Pembuatan Kapal di Sulawesi Selatan, mengacu pada anjungan dan layar ‘Sulawesi schooner’ yang terkenal.

Konstruksi dan penyebaran kapal-kapal semacam itu merupakan tradisi ribuan tahun pembuatan kapal dan navigasi Austronesia yang telah melahirkan berbagai macam kapal air canggih.

Di Bulukumba terdapat kawasan pembuatan Pinisi yang terletak di Kecamatan Bontobahari. Di sini warga atau wisatawan dapat menyaksikan langsung proses pembuatan Pinisi. ***