Jakarta, Beritasidrap.com – Tari Rangkuk Alu adalah salah satu seni tari tradisional yang berasal dari permainan tradisional orang Manggarai, Nusa Tenggara Timur, yang disebut Rangkuk Alu.
Permainan ini biasanya dimainkan pada saat panen raya dan menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat Manggarai Timur.
Tari dan permainan Rangkuk Alu bukan hanya sekadar hiburan atau tradisi, tetapi juga sebuah warisan budaya yang kaya akan makna dan nilai-nilai kehidupan.
Melalui permainan dan tarian ini, masyarakat Manggarai Timur mengungkapkan rasa syukur, kebersamaan, dan cinta terhadap budaya mereka.
Dengan terus mengembangkan dan melestarikan Tari Rangkuk Alu, mereka menjaga identitas dan kearifan lokal mereka, sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman.
1. Sejarah Rangkuk Alu
Secara etimologis, Rangkuk Alu adalah kata bahasa Manggarai yang terdiri dari dua kata, yaitu “rangkuk” dan “alu”. Alu sendiri adalah sebatang kayu dengan panjang 2 meter yang digunakan sebagai alat penumbuk padi.
Sedangkan kata “rangkuk” merujuk pada suara atau bunyi irama dari alu yang saling dibenturkan sehingga menghasilkan keharmonisan bunyi dengan nada dan tempo tertentu.
Permainan Rangkuk Alu biasanya dimainkan pada malam hari, di halaman kampung, saat bulan purnama.
Orang-orang Manggarai Timur, terutama para pemuda dan pemudi, memainkannya sebagai bagian dari perayaan panen raya.
2. Permainan Rangkuk Alu
Dalam permainan Rangkuk Alu, terdapat dua jenis alu yang digunakan, yaitu alu alas yang diletakkan di atas tanah dan alu penjepit.
Bunyi tercipta dari benturan antara alu alas dengan alu penjepit, dan inilah yang menjadi cikal bakal nama “Rangkuk Alu”.
Cara Bermain
1. Persiapan Alat dan Pemain
– Setidaknya ada dua alu alas yang diletakkan di tanah dan dua alu penjepit yang dipegang oleh dua orang pemain alu yang saling berhadapan.
– Jumlah pemain bisa bervariasi, tetapi setidaknya ada satu penari dan dua pemain alu.
2. Gerakan Dasar
– Alu dimainkan dengan cara diayun dan dibenturkan seperti menjepit.
– Salah satu atau dua pemain alu-pelompat melompat-lompat di antara alu untuk menghindari jepitan dari dua alu yang dibenturkan oleh dua orang pemain alu.
Modernisasi Permainan
Dalam perkembangannya, terjadi modifikasi pada permainan Rangkuk Alu.
Misalnya, penggunaan bambu sebagai pengganti alu, karena kemudahan mendapatkannya dan bunyi yang dihasilkan dinilai lebih nyaring.
3. Tari Rangkuk Alu
Tarian Rangkuk Alu merupakan kreasi seni tari yang masih berpijak pada permainan tradisional Rangkuk Alu.
Tarian ini menggabungkan gerakan tari dengan irama dan bunyi dari permainan Rangkuk Alu.
Sentuhan Modern
Dalam Tarian Rangkuk Alu, terdapat sejumlah sentuhan modern tergantung pada kreativitas dan inovasi sang kreator.
Hal ini termasuk penggunaan musik tradisional Manggarai sebagai latar belakang, seperti suara Gong-Gendang, Mbtung, dan Tinding yang terbuat dari bambu.
Busana dan Properti
Busana yang digunakan dalam Tarian Rangkuk Alu selalu mengikuti busana adat Manggarai atau bentuk kreasi baru yang terinspirasi dari busana adat Manggarai.
4. Makna dan Nilai Budaya
Tari Rangkuk Alu bukan hanya sekadar seni tari atau permainan tradisional. Di balik gerakan-gerakan indahnya, terdapat makna dan nilai-nilai budaya yang mendalam.
Makna Permainan
1. Kultur Agraris
Permainan Rangkuk Alu dibuat saat panen raya tiba, mencerminkan kehidupan agraris masyarakat Manggarai.
2. Ekspresi Syukur
Permainan ini juga merupakan bentuk ungkapan syukur terhadap Tuhan atas hasil panen yang diperoleh.
3. Kebersamaan dan Kolektivitas
Rangkuk Alu juga menjadi ajang untuk menyatakan kebersamaan dan kolektivitas dalam masyarakat Manggarai.
4. Nilai Kesehatan dan Pendidikan
Tarian Rangkuk Alu tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki dimensi edukatif. Melalui tarian ini, generasi muda Manggarai diasah untuk memiliki karakter-karakter yang baik, seperti kerja sama, disiplin, dan cinta terhadap budaya Manggarai.
Peran dalam Pelestarian Budaya
Tarian Rangkuk Alu menjadi salah satu upaya pelestarian terhadap nilai-nilai kearifan lokal Manggarai. Meskipun mengalami modifikasi sesuai perkembangan zaman, nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya tetap dijaga dan dilestarikan.
Pada hari ini, Senin 29 April 2024, situs Google menjadikan tarian ini sebagai tema di doodle halaman utama pencarian wilayah Indonesia. ***